Palembang - LSP/ Dalam upaya melindungi siswa dari dampak negatif judi online, SMKN 4 Palembang melalui Waka Humas, Devry Yudha Putri, ST., M.Si., secara konsisten menghimbau seluruh peserta didik untuk tidak terlibat dalam aktivitas yang merugikan tersebut. Pesan ini disampaikan baik melalui upacara bendera maupun saat proses belajar mengajar di kelas.
Daviyani menekankan bahwa judi online tidak hanya berdampak buruk bagi siswa secara individu, tetapi juga bagi keluarga dan kehidupan sehari-hari, termasuk mempengaruhi semangat belajar. “Dengan mereka terlibat judi online tentu belajar tidak fokus dan takut ke sekolah,” ujarnya.
Pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya pencegahan melalui sosialisasi dan himbauan agar siswa tidak terjerumus ke dalam judi online.
Meski dalam Kurikulum Merdeka penggunaan gadget menjadi bagian penting dari kegiatan belajar, SMKN 4 Palembang tetap mengambil langkah tegas dengan melakukan razia HP guna mencegah penyalahgunaan perangkat untuk judi online.
"Alhamdulillah tidak ada siswa yang terjerat judi online," ujar Daviyani dengan penuh syukur. Langkah pencegahan tidak berhenti di situ, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan karakter positif bagi siswa.
Ekstrakurikuler seperti Pramuka, Paskibra, PMR, Pencak Silat, Voli, Basket, Futsal, Robotik, Elektronika, hingga Podcast, menjadi bagian dari pendidikan karakter yang mendalam.
SMKN 4 Palembang juga melibatkan orang tua siswa dalam upaya ini dengan menghimbau agar mereka turut serta menjaga anak-anak di rumah dari pengaruh buruk judi online. Di samping itu, sekolah memberikan contoh-contoh nyata mengenai dampak buruk judi online, baik bagi siswa maupun masyarakat secara umum.
Selain langkah preventif di tingkat sekolah, sekolah juga mendukung edaran dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan yang bertujuan untuk memperkuat mental siswa agar lebih berpikir kritis dan mampu membentengi diri dari pengaruh negatif seperti judi online.
Harapannya, melalui kolaborasi yang baik antara sekolah dan orang tua, para siswa dapat terhindar dari aktivitas yang merusak masa depan mereka. (Manda)