Palembang - Kementerian Agama Republik Indonesia hari ini meresmikan Hajj Command Center (HCC), sebuah pusat kendali terpadu untuk pelaksanaan ibadah haji yang berlokasi di Gedung Siskohat Lantai 1, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), Jakarta.
HCC dirancang sebagai pusat kendali data dan informasi strategis penyelenggaraan haji, sesuai dengan arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Mulai dari data jemaah, pelunasan biaya, pengisian kuota, pergerakan jemaah di Indonesia dan Arab Saudi, hingga data kepulangan, jemaah sakit maupun wafat—semua terpantau secara terpusat di fasilitas ini.
“Kita perlu kendali yang bisa kita pantau bersama dari berbagai sisi dan tempat. HCC menjadi bagian dari upaya kita memperbaiki proses operasional haji, termasuk pengaduan melalui Kawal Haji dan call center,” ujar Dirjen PHU Hilman Latief dalam peresmian tersebut.
Hilman menjelaskan bahwa HCC merupakan kelanjutan dari transformasi digital yang sudah berjalan sejak tiga dekade lalu, dimulai dari pengembangan sistem Siskohat. Kini, HCC hadir dengan kemampuan real-time data supply dan pengambilan keputusan yang lebih praktis serta mudah dipresentasikan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim mengungkapkan bahwa gagasan HCC muncul dari kebutuhan untuk mengelola operasional haji secara komprehensif, khususnya menjelang musim haji 1446H/2025M.
“Dashboard HCC menampilkan sembilan layar data penting yang merepresentasikan kondisi terkini operasional haji. Dengan ini, pimpinan dapat mengambil kebijakan lebih cepat dan akurat,” kata Arfi.
Apresiasi terhadap inovasi ini datang dari Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Teguh Dwi Nugroho. Ia menyebut kehadiran HCC sebagai langkah maju dalam peningkatan layanan dan keterbukaan informasi publik.
“Fungsi kontrol dalam haji harus ketat dan terpadu. Kehadiran HCC menjadi solusi koordinasi, pemantauan, dan mitigasi risiko,” ujarnya, seraya berharap HCC kelak hadir di tiap embarkasi haji.
Tak hanya meresmikan HCC, Ditjen PHU juga meluncurkan aplikasi Satu Haji—Sistem Aplikasi Terpadu Umrah dan Haji—sebagai bentuk integrasi dari aplikasi Haji Pintar dan Umrah Cerdas. Aplikasi ini menyediakan layanan pendaftaran haji elektronik, akses informasi, dan kanal komunikasi digital antara jemaah dan penyelenggara.
“Satu Haji adalah rebranding aplikasi sebelumnya dan menghadirkan kemudahan dalam satu platform yang mudah diakses masyarakat,” jelas Arfi.
Turut hadir dalam peresmian ini sejumlah pejabat penting seperti Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain, Direktur Bina Haji Musta'in Ahmad, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nugraha Stiawan, serta perwakilan dari BP Haji.
Langkah digitalisasi ini menandai babak baru dalam pengelolaan ibadah haji yang semakin transparan, efisien, dan akuntabel, dengan memanfaatkan teknologi untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat. (Manda)
0 Komentar